20.35

Teknologi Proyektor Yang Makin Memudahkan dan Memurahkan

Teknologi tak pernah diam. Normalnya sih selalu berubah ke tingkatan yang lebih maju. Yang hebat, kecanggihan teknologi terkadang bisa membuat harga justru semakin terjangkau tanpa mengorbankan sisi fasilitas. Tak terkecuali teknologi proyektor.

Pengalaman yang kaya efek visual dan audio umumnya jauh lebih berkesan daripada yang mementingkan hanya visual atau audio semata. Ini berlaku dalam berbagai proses penyampaian informasi, seperti proses belajar mengajar di dunia pendidikan atau dalam presentasi bisnis.

Perangkat multimedia di sekolah dapat membuat suasana belajar jadi lebih menyenangkan, peserta didik pun jadi lebih mudah dan lebih banyak menyerap informasi. Tak heran jika banyak sekolah, institusi pendidikan yang kini rajin melengkapi fasilitas belajarnya dengan perangkat multimedia, seperti komputer, notebook, proyektor, layar LCD, dan sebagainya.


Masih ingat masa-masa sekolah belasan bahkan puluhan tahun lalu? Ketika bapak dan ibu guru setia membekal kapur tulis dan penghapus, yang membuat tangan mereka memutih. Partikel halus dari kapur dituduh sebagai dalang terganggunya kesehatan guru dan murid sehingga lembaga pendidikan lantas beralih ke papan tulis putih (whiteboard) dan marker. Namun yang belakangan ini pun masih disebut biang penyakit sesak napas.

Untunglah kemajuan teknologi informasi yang pesat ikut membawa angin segar di dunia pendidikan, berupa teknologi multimedia. Kini ruang kelas tidak lagi memajang whiteboard – apalagi blackboard – tapi diisi perangkat-perangkat berbasis teknologi untuk kebutuhan presentasi layaknya di kantor-kantor, seperti proyektor, interactive whiteboard, layar LCD, dan notebook/PC.

Mekarnya peluang di dunia pendidikan rupanya tak luput dari tangkapan radar para vendor TI, tak terkecuali Epson. Apalagi santer terdengar berita gembira tentang anggaran pendidikan nasional 2009 yang bakal naik hingga 20%, atau jika dirupiahkan mencapai Rp 224 triliun.

Epson pastinya menaruh harapan besar bahwa dunia pendidikan akan menambah daftar belanja perangkat belajar/mengajar berbasis teknologi, utamanya proyektor. Antara tahun 2006-2007 saja, menurut data Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, ada 155963 sekolah negeri dan swasta, mulai dari TK hingga SMA/SMK di seluruh Indonesia. Sementara data Ditjen Pendidikan Tinggi menyebutkan jumlah perguruan tinggi negeri 82 institusi dan 2800 institusi swasta.

“Belum lagi pemilu di 2009 nanti,” cetus M. Husni Nurdin (Senior GM, Epson Indonesia), saat mengungkapkan rasa optimisnya terhadap pasar proyektor. Pangsa pasar proyektor diperkirakan bisa terangkat hingga 5% tahun depan. Ini tentu hal yang menggembirakan karena pasar printer – produk andalan Epson lainnya – tengah dilanda krisis. Husni meramalkan pasar printer bakal menciut sekitar 30%.

Untuk proyektor, Epson mengklaim sudah menguasai 20% pangsa pasar di Indonesia. Empat puluh ribu unit proyektor ditargetkan Epson terjual di tanah air hingga akhir 2008 ini.

3LCD Eliminasi Efek Pelangi

Kebutuhan proyektor di dunia pendidikan agaknya takkan jauh-jauh dari kebutuhan pengguna rumahan, seperti kemudahan pakai, kualitas, dan harga yang terjangkau. Sementara pengguna bisnis mensyaratkan sifat multifungsi dan portabilitas.

Epson berharap bisa memenuhi kemauan pengguna di sektor bisnis, pendidikan, maupun rumahan lewat 3 proyektor terbaru – EB-X6, S6, dan W6. Teknologi 3LCD, E-Torl, dan fitur Color Light Output ada di belakang proyektor Epson tersebut sebagai senjata andalan menusuk lebih dalam pasar proyektor.

Gambar yang jernih, seindah warna aslinya, detail yang jelas, atau video yang tampil seperti aslinya tentu akan lebih menarik untuk dinikmati. Teknologi 3LCD memungkinkan hal-hal tersebut, sekaligus mengeliminasi efek pelangi (rainbow effect) yang kerap dikeluhkan para pengguna proyektor LCD biasa.

Sama-sama menempelkan kata “LCD”, teknologi 3LCD bekerja dengan cara yang agak berbeda dengan LCD. Sesuai namanya, ada 3 chip pada teknologi 3LCD. Begini cara kerjanya. Sinar putih diproyeksikan sumber cahaya ke cermin-cermin dichroic yang bertugas memecah sinar menjadi warna-warna dasar, yakni merah, hijau, dan biru. Ketiga warna ini lantas diproses oleh 3 chip LCD, sebelum dilewatkan melalui prisma dichroic dan lensa. Bedanya dengan LCD? Hanya ada satu chip di proyektor LCD dan rotating color wheel yang diputar dengan sangat cepat. Yang terakhir ini menyebabkan terjadinya color break-up (pecah warna) dan berbuntut pada rainbow effect.

Hal lain adalah debu. Proyektor – seperti juga berbagai perangkat elektronik lainnya – bagaikan magnet bagi debu. Arus listrik dan panas adalah kombinasi yang pas untuk memancing datangnya debu dan minyak. Tumpukan debu ini akan menjadi masalah serius ketika komponen utama mulai dihinggapinya. Untungnya 3LCD proyektor datang dengan filter udara yang mudah diganti-ganti (replaceable). Ketika permukaan filter udara – yang bertugas memerangkap kotoran – sudah kotor, pengguna bisa segera menggantinya tanpa harus repot bongkar-bongkar proyektor.

E-Torl Reduksi Dimensi, Genjot Efisiensi

Membekal fitur 3LCD saja tidak cukup untuk menjadi yang terdepan di bisnis proyektor. Senjata andalan lain yang disiapkan Epson adalah E-Torl (Epson Twin Optimized Reflection Lamp). Selain ukuran fisik yang lebih kecil dari ukuran lampu proyektor standar, E-Torl pun diklaim bekerja lebih dingin, efisien, dan menghasilkan gambar yang lebih cerah.

Intinya, E-Torl dapat mengoptimalkan penggunaan cahaya yang dipancarkan sumber cahaya. Inilah hal utama dalam proses manufaktur proyektor. Jika banyak cahaya yang terbuang, gambar hasil proyeksi akan tampak buram. Lantas apa solusi untuk menambah kecerahan gambar? Menggeber daya/ Watt dari proyektor agar output lumen-nya meningkat? Tidak juga. E-Torl hanya memastikan cahaya terpakai secara optimal, alias tidak ada yang terbuang sebagai panas belaka atau terserap oleh lingkungan di sekitar proyektor.

Salah satunya adalah dengan mengganti reflektor yang semula berbentuk parabola menjadi elips, dan menambah twin-reflector unit agar bisa memproyeksikan lebih banyak lumens per watt, karena cahaya tertangkap dan tersalurkan sempurna. Hasilnya, efisiensi proyektor dengan E-Torl meningkat 20% dibanding sistem lampu standar. Dengan input yang sama, E-Torl bisa menghasilkan output sebesar 170 watt bila dibandingkan output sistem lampu standar yang hanya 136 watt saja. Gambar pun lebih cerah dan nilai kontrasnya lebih tinggi.

E-Torl juga berjasa meringkaskan dimensi proyektor Epson. Selain karena ukuran lampunya yang lebih kecil dari lampu standar, optical engine-nya pun berhasil dipangkas Epson sampai 55mm. Alhasil dimensi yang lebih mungil, bobot lebih enteng, dan penggunaan di berbagai kondisi cahaya mudah diwujudkan. Belum lagi daya tahun lampu E-Torl yang diklaim bisa mencapai 4000 jam.

Konten high definition yang mulai “harum” belakangan ini menjadikan kualitas output sebagai hal penting dalam bisnis proyektor. Kalau selama ini pengguna tak punya petunjuk sama sekali tentang kualitas proyektor yang dipakainya, sekarang ada Color Light Output. Fasilitas ini adalah cara sederhana, mudah, tapi akurat untuk mengukur kualitas gambar yang dihasilkan sebuah proyektor. Menurut TFC Associates (sebuah perusahaan riset khusus proyektor), salah satu faktor penting dalam membeli proyektor adalah kualitas gambar.

Pilihan Produk dengan Harga Terjangkau

Harga terjangkau, begitu benang merah yang kami simpulkan dari tiga proyektor entry level keluaran terbaru Epson: EB-S6, EB-X6, dan EB-W6. Meski begitu, produk yang menyasar pengguna di sektor bisnis, pendidikan, dan rumahan ini dibekali serangkaian fasilitas yang cukup memadai serta pilihan resolusi SVGA (S6), XGA (X6), dan WXGA (W6).

Istilah “plug & project” sengaja ditempelkan Epson untuk menggambarkan betapa mudahnya pengoperasian ke-3 proyektor ini . Selain “plug” di PC, pengguna bisa melakukan presentasi tanpa PC/notebook (PC-less presentation) berkat ketersediaan port USB dan slot SD card.

Fasilitas lain yang akan memudahkan adalah AV Mute Sliding. Pengguna tinggal menggeser tutup lensa, lalu lampu proyektor akan diredupkan dan kipas berputar lebih pelan. Fasilitas ini berguna jika presenter akan mengalihkan perhatian pemirsa dari isi presentasi, misalnya akan menulis di whiteboard atau berinteraksi dengan pemirsa.

Selesai presentasi, pengguna bisa langsung membenahi proyektor, tanpa harus menunggu proses cooling down. Cukup tekan tombol power dan cabut kabel power. Soalnya ke-3 proyektor ini dibekali kapasitor yang akan memutar kipas meskipun kabel daya sudah dicabut.

Berbicara soal kualitas gambar, ada teknologi 3LCD dan E-Torl di belakang proyektor Epson. Rasio kontrasnya 2000:1, dengan tingkat kecerahan 2200 ANSI Lumens (EB-S6 dan X6) dan 2000 ANSI Lumens (EB-W6).

Tentang portabilitas, ketiga proyektor ini boleh dimasukkan kelas menengah dengan bobot 2,7-2,8kg dan dimensi 245x327x92mm (tidak termasuk kaki penyangga). Masih lumayan ringan untuk dipindah dari satu ruangan ke ruangan lain. Harganya pun termasuk “ringan” di kantong. EB-S6 dibandrol pada harga US$ 639, EB-X6 US$ 829, dan EB-W6 US$ 999.

EB-W6 sedikit lebih mahal – tapi masih lebih murah daripada proyektor home theater – karena ada kemampuan high-definition yang dibekalkan Epson di sana. Tengok saja resolusi WXGA-nya yang ideal untuk laptop layar lebar dan konten DVD, serta port HDMI yang disertakan. Cocok untuk penikmat home theater yang masih mempertimbangkan budget.

(Liana Threestayanti)

sumber : www.ilmukomputer.com

Baca Selanjutnya ......
07.11

ISTILAH KOMPUTER

Arti istilah computer dianggap berkaitan erat dengan pengertian berikut Alat bantu bagi manusia untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perangkat elektronik yang dapat dipakai untuk mengolah data dengan perantaraan sekumpulan program dan mampu memberikan informasi dari hasil pengolahan tersebut. Dalam bahasa indonesia sering ditulis dengan komputer. Istilah Computer berasal dari kata Compute, yang berarti menghitung. Artinya, setiap proses yang dilaksanakan oleh komputer merupakan proses matematika hitungan. Jadi apapun yang dilakukan oleh komputer, baik penampakan pada layar monitor, suara, gambar, dll. diolah sedemikian rupa dari perhitungan secara elektronik. Komputer adalah hasil dari kemajuan teknologi elektronika dan informatika yang berfungsi sebagai alat bantu untuk menulis, menggambar, menyunting gambar atau foto, membuat animasi, mengoperasikan program analisis ilmiah, simulasi dan untuk kontrol peralatan.


Bentuk komputer yang dulu cukup besar untuk mengoperasikan sebuah program, sekarang berbentuk kecil dengan kemampuan mengoperasikan program yang beragam. Perlengkapan elektronik (hardware) dan program (perangkat lunak/software) telah menjadikan sebuah komputer menjadi benda yang berguna. Sebuah komputer yang hanya memiliki perlengkapan elektronik saja atau software saja tidak akan berfungsi. Dengan ada keduanya maka komputer dapat berfungsi menjadi alat yang berguna. Sistem komputer juga dapat dikembangkan untuk mengontrol peralatan mesin produksi ataupun peralatan rumah tangga. Dengan menambah rangkaian elektronik buatannya, maka komputer biasa bisa dipergunakan untuk mengendalikan peralatan-peralatan industri dan rumah tangga. Adanya kecenderungan pemanfaatan komputer untuk kontrol seperti ini dengan dukungan teknologi chip IC telah memungkinkan orang membuat robot kecil yang berguna seperti robot kendaraan yang dipergunakan dalam misi ruang angkasa. Berdasarkan data yang diolahnya, komputer terdiri dari: - Komputer analog - Komputer digital - Komputer hibrid Berdasarkan penggunaannya, komputer dibagi menjadi: - Special purpose computer - General purpose computer Berdasarkan skala kemampuannya, komputer dibagi menjadi: - Small scale computer - Medium scale computer - Large scale computer Klasifikasi komputer terbagi atas tujuh, yaitu:
1. Microcontroller
2. Microcomputer
3. Engineering workstation
4. Minicomputer
5. Mainframe
6. Supercomputer

Baca Selanjutnya ......
02.46

Perkembangan Mouse

Mouse, atau yang dalam bahasa Indonesianya disebut tetikus, sering kita gunakan sehari-hari. Ternyata, banyak perkembangan mouse dari awal mulanya dibuat hingga mouse canggih yang sangat populer saat ini. Mouse pertama ditemukan oleh Douglas Engelbart dari Stanford Research Institute pada tahun 1963. Mouse adalah satu dari beberapa alat penunjuk (pointing device) yang dikembangkan untuk online System (NLS) milik Engelbard. Selain mouse, yang pada mulanya disebut “bug”, juga dikembangkan beberapa alat pendeteksi gerakan tubuh yang lain, misalnya alat yang diletakkan di kepala untuk mendeteksi gerakan dagu. Karena kenyamanan dan kepraktisannya, mouse-lah yang dipilih.Mouse pertama berukuran besar, dan menggunakan dua buah roda yang saling tegak lurus untuk mendeteksi gerakan ke sumbu X dan sumbu Y. Engelbart kemudian mematenkannya pada 17 November 1970, dengan nama Penunjuk posisi X-Y untuk sistem tampilan grafis (X-Y Position Indicator For A Display System). Pada waktu itu, sebetulnya Engelbart bermaksud pengguna memakai mouse dengan satu tangan secara terus-menerus, sementara tangan lainnya mengoperasikan alat seperti keyboard dengan lima tombol.


MOUSE BOLA
Perkembangan selanjutnya dilakukan oleh Bill English di Xerox PARC pada awal tahun 1970. Ia menggunakan bola yang dapat berputar kesegala arah, kemudian putaran bola tersebut dideteksi oleh roda-roda sensor didalam mouse tersebut. Pengembangan tipe ini kemudian melahirkan mouse tipe Trackball, yaitu jenis mouse terbalik dimana pengguna menggerakkan bola dengan jari, yang populer antara tahun 1980 sampai 1990. Xerox PARC juga mempopulerkan penggunaan keyboard QWERTY dengan dua tangan dan menggunakan mouse pada saat dibutuhkan saja. Mouse saat ini mengikuti desain École polytechnique fédérale de Lausanne (EPFL) yang diinspirasikan oleh Professor Jean-Daniel Nicoud.

MOUSE OPTIKAL
Selain mouse bola, saat ini banyak digunakan mouse optikal. Mouse optikal lebih unggul dari mouse bola karena lebih akurat dan perawatanny a lebih mudah dibandingkan mouse bola. Mouse optikal tidak perlu dibersihkan, berbeda dengan mouse bola yang harus sering dibersihkan karena banyak debu yang menempel pada bolanya. Mouse optikal pertama dibuat oleh Steve Kirsch dari Mouse Systems Corporation. Mouse jenis ini menggunakan LED (light emitting diode) dan photo dioda untuk mendeteksi gerakan mouse. Mouse optikal pertama hanya dapat digunakan pada alas (mousepad) khusus yang berwarna metalik bergaris-garis biru--abu-abu. Mouse optikal saat ini dapat digunakan hampir di semua permukaan padat dan rata, kecuali permukaan yang memantulkan cahaya. Mouse optikal saat ini bekerja dengan menggunakan sensor optik yang menggunakan LED sebagai sumber penerangan untuk mengambil beribu-ribu frame gambar selama mouse bergerak. Perubahan dari frame-frame gambar tersebut diterjemahkan oleh chip khusus menjadi posisi X dan Y yang kemudian dikirim ke komputer.

MOUSE LASER
Mouse laser pertama kali diperkenalkan oleh Logitech, perusahaan mouse terkemuka yang bekerja sama dengan Agilent Technologies pada tahun 2004, dengan nama Logitech MX 1000. Logitech mengklaim bahwa mouse laser memilki tingkat akurasi 20 kali lebih besar dari mouse optikal. Dasar kerja mouse optikal dan mouse laser hampir sama, perbedaannya hanya penggunaan laser kecil sebagai pengganti LED digunakan oleh mouse optikal. Saat ini mouse laser belum banyak digunakan, mungkin karena harganya yang masih mahal.
Dari semua perkembangan mouse, yang tidak banyak berubah adalah jumlah tombolnya. Semua mouse memiliki tombol antara satu sampai tiga buah. Mouse pertama memiliki satu tombol. Kebanyakan mouse saat ini, yang didesain untuk Microsoft Windows, memiliki dua tombol. Beberapa mouse modern juga memiliki sebuah Wheel untuk mempermudah scrolling. Sementara itu, Apple memperkenalkan mouse satu tombol, yang tidak berubah hingga kini.Mouse modern juga sudah banyak yang tanpa kabel, yaitu menggunakan teknologi wireless seperti Infra Red, gelombang radio ataupun Bluetooth. Mouse wireless yang populer saat ini menggunakan gelombang radio ataupun Bluetooth. Sedangkan mouse yang menggunakan Infra Red kurang begitu populer karena jarak jangkauannya yang terbatas, selain itu juga kurang praktis karena antara mouse dan penerimanya tidak boleh terhalang.

Dikutip dari : Artikel, News, Informasi, dan Download Lagu

Baca Selanjutnya ......
07.29

INTERNET

Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan 'interconnected-networking') ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.

KEMUNCULAN INTERNET

Rangkaian pusat yang membentuk Internet diawali pada tahun 1969 sebagai ARPANET, yang dibangun oleh ARPA (United States Department of Defense Advanced Research Projects Agency). Beberapa penyelidikan awal yang disumbang oleh ARPANET termasuk kaedah rangkaian tanpa-pusat (decentralised network), teori queueing, dan kaedah pertukaran paket (packet switching).

Pada 1 Januari 1983, ARPANET menukar protokol rangkaian pusatnya, dari NCP ke TCP/IP. Ini merupakan awal dari Internet yang kita kenal hari ini.

Pada sekitar 1990-an, Internet telah berkembang dan menyambungkan kebanyakan pengguna jaringan-jaringan komputer yang ada.




INTERNET PADA SAAT INI

Internet dijaga oleh perjanjian bi- atau multilateral dan spesifikasi teknikal (protokol yang menerangkan tentang perpindahan data antara rangkaian). Protokol-protokol ini dibentuk berdasarkan perbincangan Internet Engineering Task Force (IETF), yang terbuka kepada umum. Badan ini mengeluarkan dokumen yang dikenali sebagai RFC (Request for Comments). Sebagian dari RFC dijadikan Standar Internet (Internet Standard), oleh Badan Arsitektur Internet (Internet Architecture Board - IAB). Protokol-protokol internet yang sering digunakan adalah seperti, IP, TCP, UDP, DNS, PPP, SLIP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, SSH, Telnet, FTP, LDAP, dan SSL.

Beberapa layanan populer di internet yang menggunakan protokol di atas, ialah email/surat elektronik, Usenet, Newsgroup, perkongsian file (File Sharing), WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session Access), WAIS, finger, IRC, MUD, dan MUSH. Di antara semua ini, email/surat elektronik dan World Wide Web lebih kerap digunakan, dan lebih banyak servis yang dibangun berdasarkannya, seperti milis (Mailing List) dan Weblog. Internet memungkinkan adanya servis terkini (Real-time service), seperti web radio, dan webcast, yang dapat diakses di seluruh dunia. Selain itu melalui internet dimungkinkan untuk berkonikasi secara langsung antara dua pengguna atau lebih melalui program pengirim pesan instan seperti Camfrog, Pidgin (Gaim), Trilian, Kopete, Yahoo! Messenger, MSN Messenger dan Windows Live Messenger.

Beberapa servis Internet populer yang berdasarkan sistem Tertutup(?)(Proprietary System), adalah seperti IRC, ICQ, AIM, CDDB, dan Gnutella.



BUDAYA INTERNET

Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara ekstrim.

Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan nama e-commerce.

Terkait dengan pemerintahan, Internet juga memicu tumbuhnya transparansi pelaksanaan pemerintahan melalui e-government.


AKSES INTERNET

Negara dengan akses internet yang terbaik termasuk Korea Selatan (50% daripada penduduknya mempunyai akses jalurlebar - Broadband), dan Swedia. Terdapat dua bentuk akses internet yang umum, yaitu dial-up, dan jalurlebar. Di Indonesia, seperti negara berkembang dimana akses Internet dan penetrasi PC masih juga rendahlainnya sekitar 42% dari akses Internet melalui fasilitas Public Internet aksss seperti warnet , cybercafe, hotspot dll. Tempat umum lainnya yang sering dipakai untuk akses internet adalah di kampus dan dikantor.

Disamping menggunakan PC (Personal Computer), kita juga bisa mengakses Internet melalui Handphone (HP) menggunakan Fasilitas yang disebut GPRS (General Packet Radio Service). GPRS merupakan salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang memiliki kecepatan koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang lebih luas (grafis dan multimedia). Teknologi GPRS dapat diakses yang mendukung fasilitas tersebut. Pen-setting-an GPRS pada ponsel Tergantung dari operator (Simpati, Indosat, XL, 3) yang digunakan. Biaya akses Internet dihitung melalui besarnya kapasitas (per-kilobite) yang didownload.



PENGGUNAAN INTERNET DI TEMPAT UMUM

Internet juga semakin banyak digunakan di tempat umum. Beberapa tempat umum yang menyediakan layanan internet termasuk perpustakaan, dan internet cafe/warnet (juga disebut Cyber Cafe). Terdapat juga tempat awam yang menyediakan pusat akses internet, seperti Internet Kiosk, Public access Terminal, dan Telepon web.

Terdapat juga toko-toko yang menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu membawa laptop (notebook), atau PDA, yang mempunyai kemampuan wifi untuk mendapatkan akses internet.


Baca Selanjutnya ......
Terima kasih atas kunjungan anda , semoga dengan hadirnya web ini dapat bermanfaat untuk kita dalam belajar serta menambah pengetahuan, kirimkan artikel anda untuk kami postingkan ke florida_aish@yahoo.com